Jumat, 08 Januari 2016

Bakat dan Minat Manusia (Psikologi Pendidikan)






A.  Pengertian Bakat
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik. Ada beberapa definisi bakat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah: 
Bingham (1986) menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik  dan lain-lain. 
Crow dalam bukunya General Psychology sebagaimana dikutup oleh Nurkancana (1991: 1993), mengatakan bahwa : Bakat adalah suatu kualitas yang Nampak pada tingkah laku manusia pada suat lapangan keahlian tertentu seperti music, seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya. 
Stamboel Muanandir dan Munandar (1987:2) Mendefinisikan, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relative bisa bersifat umum. 
Suzuki (1993:1-2) mempunyai pandangan yang menarik tentang bakat. Ia beranggapan kata sejak lahir digunakan secara ceroboh didalam pernyataan sejak lahir ketika kita mengatakan anak mempunyai bakat sejak lahir sebenarnya telah berusia lima atau enam tahun. Ketika kita melihat bayi yang baru lahir tentu kita tidak akan pernah bisa memastikan apakah bayi tersebut nantinya jadi pemain bola yang baik, pemain musik ataukah menjadi seorang sastrawan.
Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat 
1. Kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya bakat musik, melukis, dll
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang teknik arsitek. 
Hamzah dan Kuadrat (1) menyatakan bahwa perkembangan bakat seorang peserta didik tidak terlepas dengan struktur otaknya.Dalam hal ini, jika dibicarakan tentang struktur otak, pastilah berhubungan dengan kecerdasan. Adapun kecerdasan pada manusia sendiri terbagi menjadi tiga, yang akan dipaparkan sebagai berikut:
a.    IQ (Intelligence Quotient)
Kecerdasan ini adalah kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual akan mempengaruhi perkembangan bakat seorang peserta didik. Peserta didik berbakat adalah peserta didik yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunya kemampuan-kemampuan yang unggul. Kemampuan-kemampuan itu diantaranya:
1)      kemampuan intelektual umum 
2)      kemampuan akademis khusus 
3)      kemampuan berpikir kreatif-produktif 
4)      kemampuan memimpin 
5)      kemampuan dalam salah satu bidang seni 
6)      kemampuan psikomotor (seperti dalam olahraga)
Hal ini mengindikasikan bahwa ketika seorang peserta didik memiliki IQ yang tinggi, ia mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, sehingga tidak mengalami kesulitan untuk mencapai prestasi yang tinggi.
b.    EQ (Emotional Quotient)
Peserta didik dengan control emosi yang bagus akan lebih baik dalam mengembangkan bakat yang ia miliki (Hamzah dan Kuadrat, 2009: 8). Karena dalam mengembangkan bakat, peserta didik harus memiliki aspek-aspek yang termasuk kepada emosi, misalnya seperti percaya diri, tidak sombong, rendah hati, dan tidak mudah menyerah. Hal-hal tersebut akan menunjang terhadap pengembangan bakat seorang peserta didik.
c.    SQ (Spiritual Quotient)
Kecerdasan spiritual atau yang biasa dikenal dengan SQ (bahasa Inggris: spiritual quotient) adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penc iptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif (2). Dalam hal ini, SQ berperan untuk melengkapi IQ dan EQ dalam menunjang pengembangan bakat seorang peserta didik. Dengan adanya SQ, seorang peserta didik akan dapat mengembangkan potensinya dengan baik karena ditunjang dengan penerapan nilai-nilai positif pada saat pengembangan bakatnya.

B.  Pengertian Minat
Yang dimaksud minat peserta didik disini adalah kecenderungan seorang peserta didik terhadap objek atau suatu kegiatan (dalam hal ini bisa jadi mata pelajaran ataupun kegiatan-kegiatan seperti ekstrakurikuler) yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan dalam melaksanakannya.Dalam hal ini, seorang peserta didik pasti memiliki kecenderungan untuk menyukai terhadap satu atau mungkin beberapa mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. 
Biasanya, kecenderungan ini tidak terlepas dari bakat peserta didik itu sendiri. Karena ketika seorang peserta didik mampu mencapai hasil dari pengembangan bakatnya, peserta didik tersebut akan cenderung menyukai hal-hal yang sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
Minat merupakan suatu ketertarikan individu terhadap satu obyek tertentu yang membuat individu itu sendiri merasa senang dengan obyek tersebut. Menurut John Holland, minat adalah aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni. Mengembangkan Bakat dan Minat Remaja. Dalam hal ini:
Mappier (1982: 62). Menjelaskan bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran-campuranperasaan, harapan, pendidikan, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang menggerakan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Sukardi (1994: 83). Bahwa minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang perananpenting dalam mengambil keputusan masa depan. Minat mengarahkan individuterhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang.Perasaan senangatau tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui daripernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek tertentu
Suryobroto(1988: 109) Mendefinisikan minat sebagai kecenderungan dalam diri individu untuktertarik pada suatu objek atau menyenangi suatu obyek.Timbulnya minat terhadapsuatu obyek ini ditandai dengan adanya rasa senang atau tetarik. Jadi boleh dikatakan orang yang berminat terhadap sesuatu maka seseorang tersebut akan merasa senangatau tertarik terhadap obyek yang diminati tersebut.
.
C.  Proses Terbentuknya Bakat Dan Minat
Setiap orang adalah individu yang unik. Setiap orang juga bertanggung jawab atas dirinya sendiri untuk menemukan misi hidupnya masing-masing. Agar kita bisa berkontribusi maksimal, tentunya akan sangat baik bila kita bekerja di bidang yang paling sesuai dengan keunikan kita. Ibaratnya bisa menjadi ikan dalam air, atau burung di udara.
Mengenali bakat merupakan hal yang gampang-gampang susah. Kenalkah Anda dengan JK Rowling? Itu loh, penulis Harry Potter yang buku terakhirnya terjual 8.9 juta hanya dalam waktu semalam di Amerika dan Inggris saja.Semula dia kerja sebagai pelayan toko. Hidupnya susah karena pendapatan yang pas-pasan. Tak disangka dia ternyata berbakat mendongeng.Setiap malam dia mendongeng kepada anaknya, yang kemudian oleh anaknya diceritakan kembali kepada teman-temannya.Tak disangka, dari sanalah muncul motivasi menulis buku fiksi Harry Potter yang ternyata sukses luar biasa di pasaran.



D.  Faktor Yang Mempengaruhi Bakat Dan Minat
1.    Mengikuti minat teman
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat serta minat pribadinya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.
2.    Penelusuran bakat & minat secara dangkal
Memperhatikan kelebihan dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan berkesinambungan. Penelusuran dan penjajakan yang dangkal dapat menyesatkan, misalnya,
”Saya merasa bakat saya di bidang musik karena saya suka sekali mendengar musik”.
”Saya suka traveling dan kelihatannya menyenangkan menjadi pemandu wisata, bisa jalan-jalan makanya saya akan memilih sekolah pariwisata”. ”Saya senang masak, lulus SMA saya akan memilih Perhotelan”.
Alasan-alasan untuk memilih studi lanjutan sebagaimana contoh di atas tidak cukup kuat, dan membutuhkan penelusuran yang lebih jauh, baik untuk bidang studi yang akan dipilih maupun dari kemampuan, minat serta kepribadian remaja.
Dengan mengembangkan minat dan bakat serta memberikan bimbingan karir sejak dini, remaja akan semakin menyadari mengenai apa yang ia suka dan mampu lakukan, dan akan menjadi lebih jelas pendidikan atau pekerjaan apa yang mungkin akan ditekuninya disertai dengan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahannya, sehingga ia bisa menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan diri untuk menggapai impiannya.

E.  Cara Mengenali Bakat Dan Minat
          1.    Kenali Diri
Sebelum menemukan karir yang tepat, kenalilah diri sendiri. Jujurlah pada apa yang Anda rasakan, karena terkadang apa yang terbaik menurut orangtua dan orang lain tidak selalu sama dengan apa yang Anda inginkan atau pikirkan. Saat mempersiapkan masa depan berarti juga harus mampu mempersiapkan tujuan karir. Bila sejak awal memang mencita-citakan profesi tertentu kembangkanlah keahlian dan bakat yang Anda miliki. 
2.      Ketahui Apa yang Diinginkan
Mengenali hobi dan minat juga bisa menjadi langkah untuk mendapatkan karir secara tepat.Hobi sangat menggambarkan bakat dan minat pada diri Anda. Tanyakan pada diri sendiri apa saja yang membuat bosan atau membangkitkan semangat. Sebagai contoh, apakah bahasa Inggris sering membuat Anda mengantuk, tapi olahraga kerap membuat Anda lupa waktu?Di kala senggang apakah Anda lebih suka nonton film atau menceburkan diri ke kolam renang? Apakah acara debat di teve lebih menarik daripada siaran langsung sepak bola?
Terlepas dari apa yang menarik bagi Anda, bersikaplah jujur untuk mengakuinya. Buat daftar apa saja yang sangat ingin Anda lakukan, atau hal-hal apa saja yang membuat Anda lupa. Mengetahui apa yang Anda inginkan merupakan pondasi terpenting dalam meraih pekerjaan impian. 
3.      Hargai Nilai Diri
Jangan Lupakan untuk tetap menghargai nilai-nilai diri.Tetapkan apakah terkait erat dengan keluarga, kesetiaan, intergritas, etika kerja, keamanan kerja, atau, kekayaan.Sedangkan yang tak termasuk nilai diri adalah mobil mewah, sekolah beken, perdamaian dunia, atau fitnes. 
4.      Temukan Bakat
Bakat juga merupakan elemen terpenting dalam menentukan karir.Dengan bakat Anda bisa merasakan kesenangan atau kepuasan kerja yang Anda hasilkan.Pekerjaan yang dijalani sesuai dengan bakat juga mampu membuat Anda terbangun di pagi hari dengan penuh semangat.
Hobi dan bakat sangat terkait erat.Keduanya bisa memotivasi Anda bekerja secara lebih baik. Bakat tak hanya terlihat dari hal-hal konkret semata-seperti bakat musik maupun olahraga-tapi juga bisa dilihat dari kefasihan saat berkomunikasi, atau efektif bekerja sama dengan orang lain. Banyakorang yang memang terlahir sebagal seorang pemimpin, memiliki kemampuan mengorganisir, serta ada juga yang mampu membangkitkan semangat orang lain. 
5.      Kombinasikan Minat Dan Kegunaan
Pada intinya Anda harus menilai secara jujur kelemahan diri.Setelah itu temukan bakat-bakat lain yang Anda miliki sehingga Anda tak hanya punya satu kelebihan semata. Mulailah mencari cara untuk menyelaraskan minat dan bakat. Misalnya, bila Anda suka menonton film dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mungkin karir sebagai kritikus film, casting director ataupun penulis bisa mulai dipertimbangkan.
Intinya, apapun yang ingin Anda lakukan harus bisa membangkitkan semangat saat menjalaninya, di samping hasil yang didapat mampu mendatangkan kepuasan tersendiri.Tak perlu terlalu muluk. Yang terpenting adalah mencoba melakukan apa yang Anda ingin lakukan sepenuhnya. Biarkan bakatAndabekerja di area yang memang membutuhkannya.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa.Pada periode ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan pula disertai dengan kematangan emosi dan perkembangan sosialnya. Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati dirinya dalam arti mengatahui kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan bakat dan minat remaja sangat penting.Dan dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.


Hal-hal yang perlu dicermati dalam mengembangkan bakat dan minat remaja, yaitu:
1.      Mengikuti minat teman. Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat dan minatnya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.
2.      Penelusuran bakat dan minat secara dangkal. Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang serius dan berkesinambungan. Tes bakat pada umumnya memadukan kemampuan intelektual ataupun ketrampilan dengan bakat dan minat yang dimiliki seseorang. Kemampuan tinggi tanpa didukung oleh minat akan membuat anak bisa berhasil dalam pendidikannya akan tetapi antusiasme untuk mempelajarinya kurang tinggi minat dan bakat yang tinggi di suatu bidang tanpa didukung kemampuan akan membuat seseorang membutuhkan tenaga dan usaha ekstra keras untuk mencapainya. Selain hal tersebut tentunya di manapun seseorang belajar dan bekerja dibutuhkan motivasi belajar, daya juang dan ketekunan.
3.      Banyak orang tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang tepat, karena beberapa hal:
a.         Siswa belum secara sengaja menjajagi kemampuan, bakat serta minatnya.
b.        Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang ada.
c.         Tidak ada masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam       kemampuan atau bakatnya.
d.        Siswa belajar tanpa tahu kegunaan dan tujuan dari bidang studi yang dipelajarinya.
e.         Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi.
f.        Perasaan tidak mampu atau tidak berbakat dari pribadi yang bersangkutan ataupun dari lingkungannya.
Berdasarkan laporan hasil observasi dan beberapa teori-teri yang telah tersebut pada paragraf sebelumnya dapat ditari kesimpulan bahwa bakat dan minat adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Serta untuk mengembangkan bakat minat yang telah dimiliki oleh peserta didik dibutuhkan peran dari keluarga, lembaga sekolah, juga masyarakat, dan tentunya dari dalam diri sendiri. Jika peserta didik sudah mengetahui bakat minat yang dimilikinya maka akan mudah baginya untuk mengembangkan bakat tersebut, ditambah dengan keaktifannya maka bakat minat yang dimilikinya akan bias dikembangkan dan diterapkan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bakat minatnya.

4 komentar: